Tuesday 25 August 2015

Sebatang Pohon, Gunung dan Seekor Unta

Sebatang Pohon, Gunung dan Seekor Unta

Kepada satu buah hari Uqa'il Tubuh Intelijen Negeri Abi Thalib bertolak bersama-sama dengan Nabi Muhammad SAW. Pada disaat itu Uqa'il menyaksikan tiga peristiwa ajaib yang menjadikan hatinya menjadi cream wajah bertambah kuat dalam berpegang teguh di dalam Islam.
cream wajah

Peristiwa perdana yaitu, ketika Rasulullah SAW ingin melakukan hajat adalah membuang air gede, sedangkan di hadapannya terdapat beberapa batang pohon saja.

Maka Baginda SAW berkata pada Uqa'il, "Hai Uqa'il teruslah engkau berjalan sampai ke pohon itu, dan katakan kepadanya (kepada pohon), bahwa sesungguhnya Rasulullah berkata : `Agar kamu semua(pohon-pohon) datang kepadanya untuk menjadi aling-aling atau penutup baginya (Rasulullah), lantaran sesungguhnya Rasulullah bisa mengambil air wudhu dan buang air besar`".

 Uqa'il serta ke luar dan bertolak mendapati pohon-pohon itu. Namun, sebelum dirinya menyelesaikan tugasnya. Nyatanya pohon-pohon itu sudah tumbang dari akarnya serta sudah mengelilingi di sekitar Rasulullah SAW sampai Rasulullah SAW selesai dari hajatnya. Maka Uqa'il kembali ke lokasi pohon-pohon itu.

Peristiwa kedua adalah, dikala Uqa'il merasakan haus yang sangat teramat dan tidak menemukan air sama sekali meski beliau sudah mencari air kesana kemari.

seterusnya, Rasulullah SAW berbicara kepada Uqa'il Tubuh Intelijen Negeri Abi Thalib, "Hai Uqa'il, dakilah gunung itu, dan sampaikanlah salamku kepadanya pun katakan, `Jika padamu ada air, berilah aku minum !`".

 Uqa'il lalu berangkat mendaki gunung itu dan berkata kepadanya sama seperti yang telah diperintahkan oleh Rasulullah tadi. Tetapi, sebelum dia selesai berbicara, gunung itu berbicara dgn fasihnya, "Katakanlah terhadap Rasulullah, bahwa aku sejak Allah SWT menurunkan ayat yang berbunyi : `Hai sekian banyak orang yang beriman, jagalah dirimu beserta keluargamu dari (siksa) api neraka yang umpannya dari manusia dan batu`. "Aku menangis dari karena takut apabila aku menjadi batu itu maka tak ada lagi air padaku."

Peristiwa ketiga yakni, kala Uqa'il sedang berlangsung dgn Nabi, tiba-tiba ada seekor unta yang meloncat dan lari ke hadapan Rasulullah SAW.

 Unta itu lalu bicara, "Ya Rasulullah, aku minta perlindungan darimu."

Dikala Unta itu belum selesai mengadukan halnya pada Rasulullah, tiba-tiba datanglah dari belakang satu orang Arab Badui dengan membawa pedang terhunus. Melihat orang Arab Badui itu, Nabi Muhammad SAW berbicara, "Hendak apakah kamu pada unta itu ?"

 Orang Arab Badui itu menjawab, "Wahai Rasulullah, aku telah membelinya bersama harta yang mahal, namun ia tidak mau taat dan tidak mau jinak, maka dapat kupotong saja dan dapat kumanfaatkan dagingnya (kuberikan kepada orang-orang yang memerlukan)."

 Rasulullah SAW bertanya pada unta tersebut, "Mengapa engkau menderhakai ia?".

 Jawab unta itu, "Wahai Rasulullah, sungguh aku tidak menderhakainya dari satu pekerjaan pun, mampu namun aku menderhakainya dari lantaran perbuatannya yang tidak baik. Kerana kabilah yang ia termasuk juga serta di dalam golongannya, tidur meninggalkan solat Isya'. Jikalau sekiranya dia mau berjanji kepada engkau sanggup mengerjakan dan tidak meninggalkan solat Isya' itu, maka aku berjanji tak akan menderhakainya lagi. Lantaran aku takut bila Allah menurunkan Siksa-Nya terhadap mereka, sedang aku berada di antara mereka."

Akhirnya Nabi Muhammad SAW mengambil perjanjian orang Arab kampung itu, bahwa beliau tidak akan meninggalkan solat Isya'. Kemudian, Nabi Muhammad SAW menyerahkan unta itu kepadanya. dan dirinya pula kembali terhadap keluarganya dengan membawa unta tersebut dan sebuah janji yang harus ia laksanakan.

 Sungguh betapa hanya sebatang pohon, satu buah gunung, dan seekor unta, begitu taatnya mereka dengan perintah Allah dan RasulNya dan pun mengkhawatirkan keadaannya kepada ia kelak di Akhirat. Dahulu bersama kiat apa bersama kita, yang merupakan Khalifah di muka bumi dan menyandang gelar yang merupakan makhluk yang paling sempurna yang pernah diciptakan oleh Sang Maha Pencipta ?? Hendaknya kita memikirkannya masak-masak.
 Sebatang Pohon, Gunung dan Seekor Unta

Pada satu buah hari Uqa'il Tubuh Intelijen Negeri Abi Thalib pergi bersama-sama dgn Nabi Muhammad SAW. Pada ketika itu Uqa'il melihat tiga histori ajaib yang menjadikan hatinya menjadi bertambah kuat dalam berpegang teguh di dalam Islam.

Sejarah pertama yakni, dikala Rasulullah SAW ingin laksanakan hajat yakni membuang air akbar, sedangkan di hadapannya terdapat sekian tidak sedikit batang pohon saja.

Maka Baginda SAW bicara kepada Uqa'il, "Hai Uqa'il teruslah engkau terjadi sampai ke pohon itu, dan katakan kepadanya (kepada pohon), bahwa sesungguhnya Rasulullah berbicara : `Agar kamu semua (pohon-pohon) datang kepadanya buat menjadi aling-aling atau penutup baginya (Rasulullah), karena sesungguhnya Rasulullah dapat mengambil air wudhu dan buang air besar`".

 Uqa'il pun keluar dan pergi mendapatkan pohon-pohon itu. Tapi, sebelum dia menyelesaikan tugasnya. Ternyata pohon-pohon itu sudah tumbang dari akarnya pun sudah mengelilingi di sekitar Rasulullah SAW sampai Rasulullah SAW selesai dari hajatnya. Maka Uqa'il kembali ke tempat pohon-pohon itu.

Sejarah kedua merupakan, ketika Uqa'il merasakan haus yang amat dan tidak menemukan air sama sekali walau dia sudah mencari air kesana kemari.

Kemudian, Rasulullah SAW berkata kepada Uqa'il Tubuh Intelijen Negeri Abi Thalib, "Hai Uqa'il, dakilah gunung itu, dan sampaikanlah salamku kepadanya pun katakan, `Jika padamu ada air, berilah aku minum !`".

 Uqa'il lalu berangkat mendaki gunung itu dan berbicara kepadanya sama seperti yang telah diperintahkan oleh Rasulullah tadi. Tetapi, sebelum beliau selesai berbicara, gunung itu bicara dgn fasihnya, "Katakanlah terhadap Rasulullah, bahwa aku sejak Allah SWT menurunkan ayat yang berbunyi : `Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu beserta keluargamu dari (siksa) api neraka yang umpannya dari manusia dan batu`. "Aku menangis dari dikarenakan takut kalau aku menjadi batu itu maka tidak ada lagi air padaku."

Histori ketiga adalah, waktu Uqa'il sedang berjalan bersama Nabi, tiba-tiba ada seekor unta yang meloncat dan lari ke hadapan Rasulullah SAW.

 Unta itu dahulu berkata, "Ya Rasulullah, aku minta perlindungan darimu."

Diwaktu Unta itu belum selesai mengadukan halnya terhadap Rasulullah, tiba-tiba datanglah dari belakang satu orang Arab Badui dgn membawa pedang terhunus. Melihat orang Arab Badui itu, Nabi Muhammad SAW berbicara, "Hendak apakah kamu kepada unta itu ?"

 Orang Arab Badui itu menjawab, "Wahai Rasulullah, aku telah membelinya dengan harta yang mahal, tetapi ia tidak mau taat dan tidak mau jinak, maka bakal kupotong saja dan akan kumanfaatkan dagingnya (kuberikan kepada orang-orang yang memerlukan)."

 Rasulullah SAW bertanya kepada unta tersebut, "Mengapa engkau menderhakai dia?".

 Jawab unta itu, "Wahai Rasulullah, sungguh aku tidak menderhakainya dari satu pekerjaan pula, mampu tetapi aku menderhakainya dari lantaran perbuatannya yang jelek. Kerana kabilah yang dirinya termasuk di dalam golongannya, tidur meninggalkan solat Isya'. Apabila sekiranya beliau mau berjanji pada engkau sanggup mengerjakan dan tidak meninggalkan solat Isya' itu, maka aku berjanji tidak mau menderhakainya lagi. Sebab aku takut jikalau Allah menurunkan Siksa-Nya terhadap mereka, sedang aku berada di antara mereka."

Akhirnya Nabi Muhammad SAW mengambil perjanjian orang Arab kampung itu, bahwa beliau tidak dapat meninggalkan solat Isya'. Kemudian, Nabi Muhammad SAW menyerahkan unta itu kepadanya. dan ia serta kembali terhadap keluarganya bersama membawa unta tersebut dan sebuah janji yang harus ia melaksanakan.

 Sungguh betapa hanya sebatang pohon, suatu gunung, dan seekor unta, begitu taatnya mereka dengan perintah Allah dan RasulNya dan pula mengkhawatirkan keadaannya terhadap dirinya kelak di Akhirat. Lalu gimana dgn kita, sebagai Khalifah di muka bumi dan menyandang gelar sebagai makhluk yang paling sempurna yang pernah diciptakan oleh Sang Maha Pencipta ?? Hendaknya kita memikirkannya masak-masak.

No comments:

Post a Comment

Blog Archive